1. Pengertian Ip Routing dan Routing Protokol
(Router Management)
Dalam network
sederhana sekali pun, sebuah paket data perlu tahu jalan yang akan dia tempuh
untuk sampai ke tujuan. Untuk mengetahuinya paket data tadi sudah disertai
alamat tujuan pada headernya. Alamat tersebut apabila memungkinkan untuk
dicapai, maka paket tadi akan diteruskan Sampai tujuan, jika tidak paket maka
akan dikembalikan. Informasi routing diperlukan untuk mengetahui apakah tujuan
bisa dicapai atau tidak. Informasi routing tadi bisa didapatkan dengan
bermacam-macam konfigurasi routing. Pemilihan metode konfigurasi
tergantung dari banyaknya gateway yang terdapat dalam network tersebut dan
kompleksitasnya. Konsep routing adalah hal yang utama pada lapisan internet di
jaringan TCP/IP. Hal ini karena pada lapisan internet terjadi pengalamatan
(addressing). Kita coba perhatikan kembali aliran data pada arsitektur TCP/IP.
Data dari lapisan aplikasi disampaikan ke lapisan transport dengan diberi
header TCP atau UDP tergantung jenis aplikasinya. Setelah itu segmen TCP atau
UDP disampaikan ke lapisan IP dan diberi header, termasuk alamat asal dan
tujuan datagram. Pada saat ini host harus melakukan routing dengan melihat
tabel routing. Setelah melihat tabel routing, datagram diteruskan ke lapisan
network interface dan diberi header dengan alamat tujuan yang sesuai. Untuk
lebih jelasnya, kita perhatikan jaringan TCP/IP yang menggunakan teknologi
Ethernet. Setiap frame ethernet (Ethernet II) mengandung alamat tujuan dan
asal, tipe protokol, dan data. Alamat tujuan dan asal adalah sebuah bilangan 48
bit. Setiap card ethernet memiliki alamat ethernet yang unix (MAC address).
Agar datagram dapat diterima oleh sebuah host tujuan, datagram harus dimasukan
dalam frame dengan alamat ethernet tujuan yang sama dengan alamat card ethernet
host tujuan. Proses ini juga bagian dari routing, yaitu pada saat mengirimkan
datagram IP bagaimana menentukan alamat Ethernet host tujuan datagram tersebut.
2. ARP (Address Resolution Protocol)
Untuk keperluan
mapping IP address ke Alamat Ethernet maka di buat protokol ARP (Address
Resolution Protocol). Proses mapping ini dilakukan hanya untuk datagram yaang
dikirim host karena pada saat inilah host menambahkan header Ethernet pada
datagram. Penerjemahan dari IP address ke alamat Ethernet dilakukan dengan
melihat sebuah tabel yang disebut sebagai cache ARP, lihat tabel 1. Entri cache
ARP berisi IP address host beserta alamat Ethernet untuk host tersebut. Tabel
ini diperlukan karena tidak ada hubungan sama sekali antara IP address dengan
alamat Ethernet. IP address suatu host bergantung pada IP address jaringan
tempat host tersebut berada, sementara alamat Ethernet sebuah card bergantung
pada alamat yang diberikan oleh pembuatnya.
3. Tabel Cache ARP
IP address
|
Alamat Ethernet
|
132.96.11.1
|
0:80:48:e3:d2:69
|
132.96.11.2
|
0:80:ad:17:96:34
|
132.96.11.3
|
0:20:4c:30:29:29
|
Mekanisme
penterjemahan oleh ARP dapat dijelaskan sebagai berikut. Misal suatu host A
dengan IP address 132.96.11.1 baru dinyalakan, lihat Gambar 1. Pada saat
awal, host ini hanya mengetahui informasi mengenai interface-nya sendiri, yaitu
IP address, alamat network, alamat broadcast dan alamat ethernet. Dari
informasi awal ini, host A tidak mengetahui alamat ethernet host lain yang
terletak satu network dengannya (cache ARP hanya berisi satu entri, yaitu host
A). Jika host memiliki route default, maka entri yang pertama kali dicari oleh
ARP adalah router default tersebut. Misalkan terdapat datagram IP dari host A
yang ditujukan kepada host B yanng memiliki IP 132.96.11.2 (host B ini terletak
satu subnet dengan host A). Saat ini yang diketahui oleh host A adalah IP
address host B tetapi alamat ethernet B belum diketahui.
Agar dapat mengirimkan
datagram ke host B, host A perlu mengisi cache ARP dengan entri host B. Karena
cache ARP tidak dapat digunakan untuk menerjemahkan IP address host BB menjadi
alamat Ethernet, maka host A harus melakukan dua hal yaitu :
– Mengirimkan paket ARP request pada seluruh host di network menggunakan alamat
broadcast Ethernet (FF:FF:FF:FF:FF:FF) untuk meminta jawaban ARP dari host B,
lihat gambar 2.
– Menempatkan datagram IP yang hendak dikirim dalam antrian.
Paket ARP request yang
dikirim host A kira-kira berbunyi “Jika IP address-mu adalah 132.96.11.2,
mohon beritahu alamat Ethernet-muâ€. Karena paket ARP request dikirim ke
alamat broadcast Ethernet, setiap interface Ethernet komputer yang ada dalam
satu subnet (jaringan) dapat mendengarnya. Setiap host dalam jaringan tersebut
kemudian memeriksa apakah IP addressnya sama dengan IP address yang diminta
oleh host A. Host B yang mengetahui bahwa yang diminta oleh host A adalah IP address
yang dimilikinya langsung memberikan jawaban dengan mengirimkan paket ARP
response langsung ke alamat ethernet pengirim (host A), seperti terlihat pada
gambar 3. Paket ARP request tersebut kira-kira berbunyi “IP address
132.96.11.2 adalah milik saya, sekarang saya berikan alamat ethernet sayaâ€
Paket ARP request dari
host B tersebut diterima oleh host A dan host A kemudian menambahkan entri IP
addresss host B beserta alamat Ethernet-nya ke dalam cache ARP, lihat gambar 4.
Saat ini host A telah
memiliki entri untuk host B di tabel cache ARP, dengan demikian datagram IP
yang semula dimasukkan ke dalam antrian dapat diberi header Ethernet dan
dikirim ke host B. Secara ringkas proses ARP adalah:
1. Host mengirimkan paker ARP request dengan alamat broadcast Etehrnet.
2. Datagram IP yang dikirim dimasukkan ke dalam antrian.
3. Paket ARP respon diterima host dan host mengisi tabel ARP dengan entri baru.
4. Datagram IP yang terletak dalam antrian diberi header Ethernet.
5. Host mengirimkan frame Ethernet ke jaringan.
Setiap data ARP yang
diperoleh disimpan dalam tabel cache ARP dan cache ini diburi umur. Setiap umur
entri tersebut terlampaui, entri ARP dihapus dari tabel dan untuk mengisi
tabel. Jika host akan mengirimkan datagram ke host yang sudah dihapus dari
cache ARP, host kembali perlu melakukan langkah-langkah diatas. Dengan cara ini
dimungkinkan terjadinya perubahan isi cache ARP yang dapat menunjukkan dinamika
jaringan. Jika sebuat host di jaringan dimatikan, maka selang beberapa saat
kemudian entri ARP untuk host tersebut dihapus karena kadaluarsa. Jika card
ethernetnya diganti, maka beberapa saat kemudian entri ARP host berubah dengan
informasi alamat ethernet yang baru.
0 komentar:
Posting Komentar